Jaib Najhan

Pengertian Konsolidasi Beserta Kata Pendekatan Lainnya

Jaib Najhan ::: Pengertian Konsolidasi Beserta Kata Pendekatan Lainnya
Cara baca Konsolidasi "kon·so·li·da·si". dan makna dari Konsolidasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada 2 arti/makna.

Makna Konsolidasi

1.  Perbuatan (hal dan sebagainya) memperteguh atau memperkuat (perhubungan, persatuan, dan sebagainya).

2. Peleburan dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan

Kata yang dekat dengan Konsolidasi adalah "Silatur Rohim atau Silatur Rohmah". cuma bedanya Silatur Rohim atau Silatur Rohmah lebih sempit pemaknaannya karena hanya ditujukan dalam penyambungan kekeluargaan atau persahabatan atau dan memperkuat hubungan kekeluargaan atau persahabatan. sedangkan Konsolidasi mempunyai arti yang lebih luas bahkan penyatuan perusahaan atau club, group dll juga bisa menggunakan kata Konsolidasi.

Kata lain yang masih mempunyai makna yang dekat dengan konsolidasi ialah Fusi dan Koalisi.

Sejarah Munculnya Wahabi Bagian Pertama

Jaib Najhan ::: Sejarah Munculnya Wahabi Bagian Pertama
Wahabi adalah kelompok yang malu malu kalau dipanggil dengan nama wahabi, mereka tidak percaya diri dengan nama julukan mereka sendiri. ada banyak sebab menurut banyak pendapat sehingga mereka seperti itu, namun kali saya tidak akan membahas itu, saya kali ini akan membahas Sejarah Munculnya Sekte Wahabi yang juga terkenal dengan nama lainnya yaitu Salafi, dan ada juga yang menyebutkan pengikut Ibnu Taimiyah walaupun pada kenyataannya ternyata banyak sekali pendapat dan amaliah mereka dengan ibnu taimiyah sendiri dan sekali lagi saya tegaskan untuk saat ini saya akan fokus membahas Sejarah Kemunculan mereka saja.

Dan pada artikel "Sejarah Munculnya Wahabi Bagian Pertama" ini saya akan memulai dari penjelasan yang saya ambil dari hasil bedah kitab KH. Idrus Romli sebagai berikut:


Silahkan anda klik gambar jika kurang besar, dan sekian sedikit penjelasan dari saya mengenai Sejarah Munculnya Sekte Wahabi pada bagian pertama yang saya ambil atau bersumber dari hasil bedah kitab salah satu kiai NU yang juga kemarin aktif di barisan NU Garis Lurus yaitu KH. Idrus Romli. dan saya ucapkan semoga artikel ini bermanfaat buat kita semua. Aamiin.

Baca Juga artikel yang sangat berhubungan dengan artikel ini yaitu artikel di bawah ini:
Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA)
Wahabi Bukanlah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Menurut Ulama Sedunia
Dan Semoga Bermanfaat. Barokallahu Lana Wa Lakum.

Mu'tazilah Mulai Bersemayam Pada Kaum Muslim Indonesia

Jaib Najhan ::: Mu'tazilah Mulai Bersemayam Pada Kaum Muslim Indonesia
Berpikir dan mencoba memikirkan bagaimana nasib negeri dan juga agama di negara ini, sering saya mencari cara yang menurut saya baik untuk terciptanya kehidupan islami di indonesia, dan tentunya islam yang selamat yaitu islam Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Baca: Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA)). dan pernah suatu ketika terbesit dalam benak saya suatu aliran kelompok dalam islam yaitu Mu'tazilah. Kelompok Mu'tazilah (atau bisa juga ditulis dengan Muktazilah menurut EYD) adalah suatu kelompok atau madzhab yang sudah divonis sesat oleh kelompok Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang mana dulu mu'tazilah itu tidak meyakini Al-Qur'an sebagai firman namun sebagai salah satu makhluk Allah, dan juga bergerak dengan menjilat kepada pemerintah dan juga mengatakan kekuatan itu milik diri sendiri, mengutamakan akal daripada nas atau lebih mudahnya nas ditolak apabila tidak sesuai dengan akal mereka (kemauan mereka).

Coba kita lihat bagaimana keadaan ummat islam sekarang!
Saya melihat banyak tokoh atau kelompok yang mempunyai gaya gaya mu'tazilah, tatkala pemerintah melakukan kesalahan pasti akan muncul yang konon katanya adalah ulama, lalu dengan berbagai dalil dia memberikan pembelaan kepada oknum pemerintah yang ia hendak jilat, bahkan sampai dalil yang sebenarnya sangat tidak masuk akal untuk dibuat dalil karena hanya berdasarkan cerita yang tidak jelas asal usulnya dan juga tidak biasa diceritakan dalam pesantren oleh ulama ulama sepuh. bahkan tatkala ada pelecehan agama, pelecehan Al-Qur'an mereka memberikan pembelaan. anehnya pembelaannya sangat mirip dengan gaya mu'tazilah, yaitu menyatakan "Al-Qur'an tidak akan pernah hina walau dihina dan islam tetap mulia walau tidak dimuliakan". ini adalah perkataan yang benar namun ditujukan kepada sesuatu yang salah. dan gaya bicara seperti ini juga mirip dengan sikap golongan syi'ah dan khawarij. Khawarij dulu menggunakan kalimat kalimat yang benar adanya namun ditujukan untuk menentang kebenaran yang lain, sehingga sayyidina ali berkata:
 "كَلِمَةُ حَقٍّ يُرَادُ بِهَا اَلْبَاطِلُ"

Ada kemiripan dengan gaya gaya kelompok atau tokoh islam sekarang yang selalu menggunakan kalimat atau ucapan yang benar namun ditujukan untuk kepentingan diri sendiri dan sebagai pembelaan untuk mencari sesuatu yang hanya Allah yang tahu apa sebenarnya yang mereka inginkan.

Ada sebagian kelompok yang sangat keras terhadap sesama islam, namun lembut terhadap mereka yang kafir dengan dalil islam rohmatal lil'alamin, apakah mereka lupa bagaimana sikap Rasul dan sahabat yang disebutkan oleh Allah dalam Alqur'an?:
 وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
dan orang-orang yang bersama dengan dia (Nabi Muhammad) adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.

Islam Rohmatal Lil 'Alamin itu benar, namun jangan sampai itu hanya digunakan untuk menyakiti sesama muslim atau hanya untuk menutupi kemauan nafsu untuk mendapatkan uang, jabatan atau apa saja yang sifatnya duniawi dan untuk nafsu duniawi dari golongan tertentu atau orang tertentu.

Di pihak lain kita juga bisa melihat bagaimana ulama yang memang sudah jelas bisa kita lihat ilmu beserta amalnya tidak dihormati, keturunan Rasul dicaci maki hanya untuk menjilat pemerintah atau orang atau kelompok yang punya harta melimpah, dan ada pula karena untuk menyelamatkan posisinya dan sebagian yang lain karena dirinya kalah pamor dan juga kalah mulia di sisi ummat.

Hal ini membuat saya berpikir, dan cukup membuat hati saya takut, karena memang saya takut ummat islam di indonesia ini sudah dirasuki paham khawarij atau mu'tazilah atau paham paham yang lain yang bertolak belakang dengan paham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang tentunya akan membawa kepada Rohmatal Lil'alamin..

Wahabi Bukanlah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Menurut Ulama Sedunia

Jaib Najhan :: Wahabi Bukanlah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Menurut Ulama Sedunia
Masih topik yang tidak jauh berbeda pembahasan saya kali ini, yaitu masih tetap pembahasan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang selalu diperebutkan oleh kelompok sempalan islam.

Kelompok Wahabi yang sudah cukup lama menguasai arab saudi dan juga sudah banyak Ummat Islam di Indonesia yang tertular virus wahabi ini sebenarnya sudah jelas-jelas bukanlah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Tidak ada ulama salaf yang berpaham sama dan sesuai dengan paham wahabi yang mujassimah dan juga takfir.
Sudah Ijma' Ulama mulai dulu menegaskan bahwa Wahabi bukanlah bagian dari Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, dan baru-baru ini Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sedunia berijma' lagi dan memutuskan bahwa Wahabi adalah paham di luar paham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Ijma' para ulama ini diadakan atau diselenggarakan di negara Chechnya.
Disana para Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah melakukan Muktamar dan memutuskan bahwa Wahabi bukanlah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Muktamar Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Sedunia di Chechnya Pada malam Kamis 21 Dzulqa’dah 1437 H. (25 Agustus 2016) adalah bentuk keseriusan ulama menanggapi bahaya paham Wahabi yang semakin meresahkan Ummat Islam dan semua penduduk bumi.
Lebih dari 200 ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dari berbagai negara yang hadir, dan menghasilkan beberapa keputusan, yang keputusan tersebut memilah mana golongan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Aswaja) dan mana yang tidak termasuk.

Dari hasil Muktamar Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Sedunia di Chechnya melahirkan beberapa poin, dan berikut poin-poin hasil Muktamar Para Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Sedunia

1. Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Asyairah dan Maturidiyah dalam akidah, empat mazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali dalam fikih, serta ahli tasawuf yang murni –ilmu dan akhlak—sesuai manhaj Imam Junaeid dan para ulama yang meniti jalannya. Itu adalah manhaj yang menghargai seluruh ilmu yang berkhidmah kepada wahyu (Al-Quran dan Sunnah), dan telah benar-benar menyingkap tentang ajaran-ajaran agama ini dan tujuan-tujuannya dalam menjaga jiwa dan akal, menjaga agama dari distorsi dan permainan tangan-tangan jahil, menjaga harta dan kehormatan manusia, serta menjaga akhlak yang mulia.

2. Al-Quran Al-Karim adalah bangunan yang dikelilingi oleh berbagai ilmu yang membantu untuk menggali makna-maknanya dan mengetahui tujuan-tujuannya yang mengantarkan manusia kepada ma’rifat kepada Allah SWT., mengeluarkan ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnya, mengejawantahkan kandungan ayat-ayatnya ke dalam kehidupan, peradaban, sastra, seni, akhlak, kasih sayang, kedamaian, keimanan dan pembangunan. Serta menyebarkan perdamainan dan keamanan di seluruh dunia sehingga bangsa-bangsa lain dapat melihat dengan jelas bahwa agama ini adalah rahmat bagi seluruh semesta alam, serta jaminan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Manhaj Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Manhaj Islam yang paling komprehensif, detil dan akurat. Manhaj ini paling perhatian dalam memilih referensi-referensi ilmiah dan metodologi pendidikan yang mencerminkan secara benar tentang cara berpikir seorang muslim dalam memahami syariat dan mengetahui realitas dengan berbagai kerumitannya serta cara mengaitkannya secara baik.

4. Lembaga-lembaga pendidikan Ahlussunnah Wal Jamaah sejak beberapa abad telah sukses menghasilkan ribuan ulama yang tersebar di seluruh penjuru dunia dari Siberia hingga Nigeria, serta dari Tangier hingga Jakarta. Mereka telah menduduki berbagai posisi dan jabatan, serta mengemban amanah di sektor fatwa, peradilan, pendidikan dan khutbah. Sehingga masyarakat diliputi oleh keamanan. Mereka juga berhasil memadamkan api fitnah dan peperangan, sehingga kondisi negara menjadi stabil. Dan mereka pun telah menyebarkan ilmu yang benar.

5. Sepanjang sejarah, Ahlus Sunnah Wal Jamaah senantiasa memantau berbagai pemikiran yang menyimpang dan memantau tulisan dan konsep berbagai kelompok. Kemudian mereka menimbang semua itu dalam

parameter ilmu serta memberikan kritik dan bantahan. Mereka juga senantiasa menunjukkan keberanian dan ketegasan dalam menghadapi berbagai fenomena penyimpangan. Mereka menggunakan piranti ilmu-ilmu yang kuat dalam melakukan pengawasan dan koreksi. Setiap kali Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jamaah tersebar secara aktif maka gelombang ekstremisme pasti akan surut. Sehingga kondisi ummat Islam stabil dan dapat kosentrasi dalam menciptakan sebuah peradaban. Sehingga didapati para cendekiawan muslim yang berkontribusi dalam ilmu aljabar, perbandingan, perhitungan dan trigonometri. Serta ilmu geometri analitis, pecahan, algoritma, berat (massa), kedokteran dan oftalmologi, psikiatri, onkolog, epidemi, embrio, obat-obatan, ensiklopedia farmasi, ilmu flora dan fauna, gravitasi, astronomi dan lingkungan, ilmu akustik, ilmu optik dan ilmu-ilmu lainnya. Itu semua adalah buah dari Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang tidak terbantahkan.

6. Sepanjang sejarah berulang-ulang muncul badai gelombang pemikiran menyimpang yang mengklaim berafiliasi kepada wahyu namun membangkang terhadap metodologi ilmiah yang benar dan ingin menghancurkannya. Serta mengusik keamanan dan kenyamanan masyarakat. Gelombang pertama yang sesat dan membahayakan itu adalah Khawarij klasik hingga sampai pada Neo-Khawarij saat ini dari kalangan Salafi Takfiri dan ISIS serta semua kelompok radikal yang meniti jalan mereka yang memiliki kesamaan, yaitu distorsi, pemalsuan dan interpretasi bodoh akan ajaran agama ini. Karenanya mereka melahirkan puluhan konsep yang rancu dan interpretasi batil yang melahirkan takfir, penghancuran, pertumpahan darah dan pengerusakan serta penodaan citra Islam dan menyebabkan Islam diperangi dan dimusuhi. Hal inilah yang meniscayakan para ulama untuk membersihkan Islam dari semua hal itu, berdasarkan sabda Nabi SAW. dalam hadis sahih: “‘Ilmu ini diemban dari setiap generasi oleh orang-orang yang adil, mereka membersihkan ilmu dari penyimpangan orang yang melewati batas, kedustaan para pembuat kebatilan dan interpretasi orang-orang yang bodoh.”

7. Dengan seizin Allah, Muktamar ini merupakan titik balik yang berkah untuk meluruskan penyimpangan akut yang berbahaya yang mendominasi pengertian “Ahlus Sunnah Wal Jamaah” setelah berbagai upaya pencatutan kalangan ektremis akan istilah ini dan membatasinya hanya pada diri mereka serta mengafirkan ummat Islam lainnya. Pelurusan penyimpangan ini dilakukan dengan mengaktifkan metode ilmiah yang kuat dan otentik yang diterapkan oleh lembaga-lembaga pendidikan kita yang besar yang merupakan benteng keamanan dalam membantah berbagai wacana takfiri dan ekstremis. Hal ini juga dilakukan dengan mengirimkan pesan-pesan keamanan, kasih sayang dan perdamaian ke seluruh penjuru dunia sehingga –dengan izin Allah—seluruh negeri kita kembali menjadi mimbar cahaya dan sumber hidayah.

Chechnya, Grozny, 24 Dzulqa`dah 1437 H, 27 Agustus 2016 M.
Sumber: 
1. http://www.ruwaqazhar.com
2. http://upingr.blogspot.co.id/2016/09/muktamar-chechnya-tetapkan-sekte-wahabi.html

Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah Tuhan Yang Haq, saya sangat bersyukur dengan adanya Muktamar Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Sedunia di Chechnya ini. semoga ke depannya Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dan Ummat Islam seluruhnya lebih baik lagi, dan diselamatkan oleh Allah dari segala bentuk maksiat dan paham-paham sesat yang menyimpang dari ajaran Junjungan Kita Nabi Muhammad Saw. dan Semoga orang-orang yang terjerumus dalam paham sesat seperti yang berpaham mujassimah, takfir seperti wahabi dan juga Ahlul Bid'ah seperti Syiah segera bertaubat amin.
Baca juga: Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA) agar anda lebih paham apa itu Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
Sekian dari saya, terima kasih sudah berkunjung.

Pengertian dan Asal Usul Jabariah dan Qadariah

Jaib Najhan :: Pengertian dan Asal Usul Jabariah dan Qadariah
Tulisan kali ini adalah sebagai jawaban dari salah satu penanya di blog saya ini. sebenarnya pertanyaannya sudah sangat lama, namun saya lupa dan baru tadi saya ingat karena saya membaca komentar-komentar yang ada di blog ini.

Mari kita langsung kepada pokok pembahasan "Pengertian dan Asal Usul Jabariah dan Qadariah"
Jabariah, Madzhab ini muncul bersamaan dengan kehadiran Qadariyah di daerah Kurasan, adalah aliran di ilmu kalam yang berpandangan bahwa segala yang wujud di alam semesta, termasuk manusia, terikat pada Qadrat dan Irodat Allah SWT semata. Jabariah adalah pemahaman yang mengatakan bahwa amal shalih bukanlah sebab masuknya kita ke surga dalam segala hal, dan sebaliknya adalah Qadariyah, yang meyakini bahwa surga adalah bayaran dari amal kita secara mutlak. dan kedua faham ini bathil, bahwa kita beramal dan Allah swt menentukan diterimanya amal itu atau tidak. tentunya kita tak berpangku tangan, tidak pula mengandalkan amal untuk memastikan masuk surga dan bebas dari neraka.[4]

Qadariah muncul sekitar tahun 70 H ( 689 M ). Ajaran-ajaran ini banyak persamaannya dengan Mu’tazilah. Kehadiran Qadariah merupakan isyarat penentangan terhadap politik pemerintahan Bani Umayyah, aliran ini selalu mendapat tekanan dari pemerintah, namun paham Qadariah tetap berkembang. Dalam perkembangannya, paham ini tertampung dalam madzhab mu’tazilah.[5]

Gambaran tentang faham ini secara umum juga disampaikan oleh Philip K. Hitti dalam bukunya, yaitu: “Qadariya was one of the earliest philosophical schools of thought in Islam.”[6]

Kata jabariah berasal dari kata “jabara” جبر  (Arab: جبرية jabarîyah”, artinya “Paham Keterpaksaan[Manusia])”[7] yang artinya “memaksa”. Secara istilah Jabariah adalah suatu golongan yang mengatakan segala perbuatan manusia sesungguhnya datang dari Allah dengan kata lain segala perbuatan manusia terpaksa dilakukan.

Faham ini berasal dari memahami beberapa ayat-ayat Al-Qur’an, diantara Ayat yang menjadi alasan faham ini adalah :
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
“Allah menciptaan kamu dan apa yang kamu perbuat” (Q.S. Ash-Shaffat: 96)[8]

Qadariah berasal dari bahasa Arab yaitu qadara قدر artinya kemampuan dan kekuatan, sedangkan arti terminologinya adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan atau perbuatan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan.

Golongan ini menyatakan bahwa tidak ada alasan yang tepat untuk menyandarkan segala perbuatan manusia kepada perbuatan Tuhan, seperti ayat Qur’an menyatakan :

وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ 
“ Katakanlah, kebenaran dari Tuhanmu, barang siapa yang mau (beriman) beriman lah ia, dan barang siapa yang ingin kafir biarlah ia kafir (Q.S. Al-Kahfi : 29)[9]

Firman Allah :

إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu bangsa, kecuali mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’ad : 11)[10]

Tokoh-tokoh Jabariah dan Qodariah
Faham Jabariah pertama kali dipopulerkan oleh Ja’d bin Dirham di Basrah. Ide jabariah ini kemudian terpelihara dalam gerakan pemikiran muridnya yaitu Jahm bin Shafwan, yang kepadanya dinisbatkan aliran Jahmiyah. Di samping menerima ide jabariah, Jahm juga mengembangkan pemikiran-pemikiran lain seperti mengemukakan pendapat bahwa surga dan neraka bersifat fana, iman adalah ma’rifah dan kekufuran adalah jahl, kalam Allah bersifat tidak qadim, Allah bukan sesuatu dan tidak bisa dilihat pada hari kiamat.
Sedangkan faham Qadariah dengan tokoh utamanya Ma’bad bin Khalid al-Juhani dan Ghailan al-Dimasyqi menyatakan bahwa semua perbuatan manusia adalah karena kehendaknya sendiri, bebas dari kehendak Allah. Jadi, perbuatan manusia berada di luar ruang lingkup kekuasaan atau campur tangan Allah.
Jaham ibn Shafwan (wafat 129 H/746 M), pembangun aliran Jabariah, adalah bekas Paderi[11] Nasrani. Begitupun Ghailan Al Dimsyaqi[12]
Ajaran-ajaran Jabariah dan Qodariah
1. Ajaran-ajaran(doktrin) Jabariah
a. Golongan Ekstrim
Mengatakan bahwa segala sesuatu perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan pada dirinya.
Pendapat Jham bin Shofyan orang dari khurasan dan tinggal di Khuffah mengatakan tentang teologi Jabariah Ekstrim adalah:
Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa, tidak mempunyai daya, tidak mempunyai pilihan.
Surga dan neraka tidak kekal, tidak ada yang kekal selain Tuhan
Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati.
Al-qur’an adalah makhluk.
b. Golongan Moderat
Mengatakan bahwa Tuhan memang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan baik dan buruk, tetapi manusia mempunyai bagian didalamnya.
Pendapat An-Najjar (wafat : 230 H) diantara pendapatnya dari Jabariah Moderat dari golongan Jabariah Moderat adalah :
1. Tuhan menciptakan segala sesuatu perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.
2. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat nanti, tetapi Tuhan bisa saja memindahkan hati (ma’rifat) pada mata sehingga manusia dapat melihat Tuhan.
Namun secara garis besarnya Ajaran faham mereka adalah;

a.  Iman dan taat, serta kufur dan maksiat semata-mata dari Allah. Tiada manusia berbuat, bercita-cita dan berdoa.

b.  Gugur taklif syarak daripada hamba.
c.  Berbuat baik tidak dapat kebajikan atau pahala, berbuat maksiat tidak dapat  balasan dan putus asa daripada rahmat Allah.

d.  Berbuat baik tidak dapat pahala, berbuat jahat tidak dapat siksa.

e.  Tafakur itu lebih baik daripada segala ibadah fardlu atau sunah.

f.  Siapa yang menjadi kekasih Allah dan bersih daripada hawa nafsu yang jahat dan berilmu tidak perlu lagi berbuat amal ibadah.

g.  Bahwa orang-orang kafir dan ahli-ahli maksiat tidak akan ditanya di akhirat kelak karena segala-galanya itu Allah yang melakukannya.

h.  Bahwa Allah tidak menyiksa semua hamba-hambanya, kalau Allah menyiksa
juga maka Allah itu zalim.

i.       Allah menghidupkan semua yang kafir dan segala orang yang bersalah di dalam neraka, setelah itu dimatikan pula dan tidak hidup lagi selama-lamanya.

j.      Apabila Allah selesai menciptakan makhluk maka beristirahatlah Ia. Setiap suatu yang zahir pada waktunya yang ditetapkan itu, dengan sendirinya putus hubungan dengan Allah.

k.     Apabila sampai kepada derajat kekasih Allah (wali Allah) yang tinggi gugurlah taklif syara’ hanya tafakkur semata-mata.

l.       Harta dunia bersyarikat di antara semua keturunan Adam dan Hawa, halal mengambilnya tidak hak tagihan ahlinya.

m.   Apabila terasa dalam hati hendak melaksanakan sesuatu kebajikan atau kejahatan hendaklah segera mengerjakannya karena itu wahyu Allah yang dimasukkan di dalam hati.

n.     Barangsiapa belajar ilmu jadilah ia berada dalam syirik dan meneguhkan daripadanya jadilah ia kafir.

o.     Bahwa semua yang difardhukan oleh Allah boleh dikerjakan jika rajin dan boleh ditinggalkan jika malas.

p.     Segala perintah Allah itu hanya sekali saja tidak berulang-ulang.

q.     Hamba tiada mukallaf selain daripada iman dan kufur.

r.      Disebut mukmin hanya mengucap dua kalimah syahadat, menghilangkan dua kalimah syahadat jadi kafir. Tidak perlu lagi melaksanakan lebih daripada itu.

2. Ajaran-ajaran(doktrin) Qodariah
Golongan ini menyatakan bahwa tidak ada alasan yang tepat untuk menyandarkan segala perbuatan manusia kepada perbuatan Tuhan, dan secara garis besar Ajaran faham mereka adalah;

a.     Segala usaha ikhtiar, semata-mata dari Manusia. Tiada campur tangan Allah dalam perbuatan itu.

b.     Syaitan itu serupa dengan Allah kerana tidak mempunyai wujud yang nyata.

c.     Berbuat kejahatan itu seperti syaitan dan berbuat kebaikan itu seperti Allah.

d.     Qada’ dan Qadar itu bukan daripada Allah.

e.     Beramal ibadah itu sia-sia karena tiap-tiap baik dan jahat itu azali.

f.      Tidak ada syurga, neraka, hisab, mizan dan belum dijadikan Allah.

g.     Bahwa segala amal ibadah daripada hamba semata-mata tidak diketahui memperoleh pahala atau siksa jika melaksanakan atau meninggalkannya.

h.     Bahwa Allah tiada menjadikan syaitan karena jika Allah menjadikan syaitan maka Allah juga menjadikan kekufuran maka sesungguhnya Allah itu berkehendak wujud kekufuran.

i.       Bahwa segala amal ibadah Allah semata-mata iman dan kufur.

j.      Benci kepada shalat fardhu dan suka kepada shalat sunah. Maka shalat yang empat rakaat dijadikan dua rakaat saja.

k.     Segala kitab-kitab Allah yang turun dari langit tidak mansuh, wajib beramal dengan semua isi kandungannya.

Telaah Pemikiran Antara Paham Qadariah dan Jabariah
Perbuatan Tuhan dan Manusia
Dari gambaran diatas penulis memberikan analisa bahwa Perbuatan manusia, siapakah yang melakukan, manusia atau Tuhan? Pertanyaan tersebut telah diperdebatkan di dalam sejarah teologi Islam. Perdebatan itulah yang melahirkan dua faham ini. Menurut faham jabariah, perbuatan jabariah pada dasarnya bukan manusia yang melakukannya, tetapi tuhan.
Manusia tidak berdaya atas perbuatannya. Kalaupun ada daya di dalam diri manusia untuk berbuat, maka daya tersebut tidak efektif. Yang efektif adalah daya tuhan yang menentukan perbuatan manusia. Jadi menurut faham ini bisa dikatakan posisi manusia jabariah dengan perbuatannya, digambarkan bagai kapas yang melayang menurut arah mata angin saja. Atau, bagai wayang yang berlakon (jawa:bertindak), tapi lakon itu sepenuhnya oleh dalang.

Adapun dalam faham Qodariah, perbuatan manusia dilakukan oleh manusia, bukan Tuhan. Daya yang diberikan Tuhan ke dalam diri manusia, dipakai sepenuhnya oleh manusia untuk melakukan perbuatannya.
Dalam hal ini, faham Jabariah melahirkan manusia fatalistik. Sedang, faham Qodariah melahirkan manusia optimistik. Karena bebas melakukan perbuatannya, maka menjadi logis dalam teologi Qodariah, jika manusia bertanggung jawab atas perbuatannya. Akan tetapi, logiskah untuk meminta tanggung jawab serupa, teologi Jabariah, di mana manusia terpaksa dengan perbuatannya karena Tuhan yang menentukan?
Bagaimana dengan nasib hidup manusia?
Lantas… bagaimana kita selaku manusia mensikapi akan kedua konsep faham tersebut? Seperti juga makhluk ciptaan Tuhan lainnya tanpa terkecuali, garis kehidupan manusia telah di polakan oleh Tuhan. Hanya makhluk berakal seperti manusia yang mampu melakukan “improvisasi” atas pola hidupnya dan juga bisa jadi mempengaruhi pola hidup makhluk lainnya. Diluar makhluk yang berakal, semua mengikuti fitrahnya hanyut ke dalam pola kehidupan yang telah final digariskan Tuhan mengikuti evolusi yang dirancang Tuhan dengan keseimbangan kosmos, keseimbangan lingkungan sebagai motor kompas[13]gerakannya.
Proses “improvisasi” atas pola kehidupan pemberian Tuhan bukan tidak terbatas. Kemampuan manusia berimprovisasi telah ditakar oleh Tuhan dalam bentuk qadar baik dalam bentuk potensi bakat atau software program[14]kehidupan tertentu.
Proses “improvisasi” manusia atas pola kehidupannya sendiri yang telah digariskan oleh Tuhan dibatasi oleh qadar tuhan atas masing-masing manusia itu sendiri yaitu oleh potensi yang dianugerahkan Tuhan atasnya.
Tergantung kepada manusia sendiri ingin memasukkan “input” seperti apa ke dalam “software program” kehidupannya. Akan tetapi untuk mendapatkan “input” itu sendiri sudah ada pula takarannya, takaran dari Tuhan, sehubungan potensi lahir dan batin manusia yang telah ditakar pula oleh-Nya. Oleh karenanya, “output”nya atau perolehan nasib kehidupannya tertakar pula kisarannya dari nilai minimum ke maksimum. Memang manusia berusaha, tetapi tidak lepas dari ketentuan manusia yang telah terukir kisarannya. Hanya perlu dicamkan bahwa bentuk “improvisasi” dapat berdampak mengurangi nilai akumulasi keseluruhan usaha manusia yang bersangkutan.
Maka bisa dikatakan, manusia bebas melakukan apapun sesuai apa yang dikehendakinya. Namun pada dasarnya ia tidak sepenuhnya bebas. Manusia sebenarnya telah terikat kepada setiap apa yang ia lakukan dalam artian antara lain menanggung seluruh akibat atas apa yang ia lakukan. Keterikatan kepada akibat atas apa yang ia lakukan tidak mungkin di hindarkan karena keberadaan manusia sebagai unsur alam yang harus patuh kepada aturan-aturan Tuhan berupa hukum alam atau sunnatullah. Seperti telah berkali-kali disebutkan bahwa bunyi sunnatullah perihal ini antara lain tercantum dalam (QS. 52: 21)[15] tersebut bahwa setiap orang terikat dari apa yang ia usahakan.
Contoh, umpamanya kasus manusia dapat membunuh semut dengan kesengajaannya sehingga manusia mengaku mampu menentuan umur semut tersebut adalah seperti Fir’aun yang dapat menentukan hidup dan matinya manusia di bawah kekuasaannya. Dalam kasus ini, manusia di bawah kekuasaannya. Dalam kasus ini, manusia dan Fir’aun tersebut memiliki kekuasaan atau kekuatan pemberian Tuhan untuk melaksanakan kehendak mereka. Manusia dan Fir’aun tersebut dapat menguasai sebab-sebab kejadian yang dikehendakinya untuk terjadi. Kehendak Tuhan melewati kehendak manusia dan Far’aun tersebut. Dalam kondisi seperti inilah manusia dapat mengatakan bahwa ia dapat menentukan nasib kehidupan berkat anugerah limpahan kehendak dan kekuasaan Tuhan kepadanya. Bahwa apa yang ia dapatkan tergantung dari apa yang ia usahakan baik lahir maupun batin atau dunia maupun akhirat. Pada posisi seperti inilah ayat-ayat suci al-Qur’an yang mendukung paham Qadariah dimaknakan. Kondisi atau posisi seperti inilah kondisi atau posisi Qadariah.
Akan tetapi, tidak semua kejadian terjadi dengan kondisi Qadariah, dimana manusia mampu menguasai atau mengendalikan sebab-sebab terjadinya suatu kejadian bahkan sangat banyak kejadian mulai dari musibah hingga keberuntungan di mana manusia sama sekali tidak berdaya atas suatu kejadian yang menimpa diri atau masyarakatnya. Sebagai misal, orang yang terkena musibah kecelakaan pesawat terbang seperti juga musibah tenggelamnya Fir’aun dan pasukannya di laut Merah pada zaman Nabi Musa as. Terjadi diluar kehendak mereka yang terkena musibah. Mereka sama sekali tidak berdaya mengendalikan sebab-sebab terjadinya musibah, mereka terpaksa atau dipaksa oleh kehendak kompleks, yaitu kehendak alam lingkungan yang unsurnya kompleks untuk menerima musibah tersebut. Kehendak Tuhan terlaksana melewati kehendak kompleks. Ini bukan hanya dalam peristiwa musibah saja, banyak juga peristiwa keberuntungan kejadiannya sama sekali diluar kesengajaannya. Inilah posisi atau kondisi Jabariah. Pada posisi seperti inilah ayat-ayat suci al-Qur’an yang mendukung paham Jabariah dimaknakan.

Kesimpulan
Paham Qadariah dan Jabariah Suatu Paham yang saling bertentangan, dan kedua paham ini bukanlah termasuk paham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Ahlus Sunnah Wal Jama'ah ada di tengah-tengah kedua paham ini, yaitu dengan berikhtiar dan menyerahkan hasil kepada Allah SWT, begitulah faham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. dan untuk lebih jelasnya mengenai Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, silahkan anda baca [Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA)].

Sekian Penjelasan saya mengenai Paham Jabariah dan Qadariah, semoga artikel ini bermanfaat buat kita semua amin.

DAFTAR PUSTAKA
Asmuni, M. Yusran, Ilmu Tauhid, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999 )
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya.Surabaya. Mahkota.1989
Ensiklopedi Nurcholish Madjid: Pemikiran Islam di Kanvas Peradaban,Penyunting: Budhy Munawar-Rachman, Editor: Ahmad Gaus AF, et.al.
Fathul Baari Almasyhur juz 11
Harun Nasution, Pembaruan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan,(Jakarta; Bulan Bintang, 1976)
Philip K. Hatti, History of Syria including Lebanon and Palestine, (Macmillan Press, London, 1970)
________________________________________
[1] Makalah disampaikan pada diskusi mata kuliah Sejarah Pemikiran Islam semester 1 Prodi Pendidikan Agama Islam(PAI) Program Pascasarjana STAIN Bengkulu, Tahun Akademik 2009/2010

[2] Mahasiswa Program Pascasarjana STAIN Bengkulu
[3] Ensiklopedi Nurcholish Madjid: Pemikiran Islam di Kanvas Peradaban,Penyunting: Budhy Munawar-Rachman, Editor: Ahmad Gaus AF, et.al.,
[4] Fathul Baari Almasyhur juz 11 hal 296
[5] Asmuni, M. Yusran, Ilmu Tauhid, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999 )
[6] History of Syria including Lebanon and Palestine, by Philip K. Hitti, pg. 499
[7] Ensiklopedi Nurcholish Madjid: Pemikiran Islam di Kanvas Peradaban,Penyunting: Budhy Munawar-Rachman, Editor: Ahmad Gaus AF, et.al.,
[8] Q.S. Ash-Shaffat: 96
[9] Q.S. Al-Kahf : 29
[10] Q.S. Ar-Ra’ad : 11
[11] Pejuang(penulis)
[12] Fathul Baari Almasyhur juz 11 hal 296
[13] Maksudnya: penunjuk arah
[14] Maksudnya: seperangkat program tertentu yang dimasukkan kedalam
[15] Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”
[16] Harun Nasution, Pembaruan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan,(Jakarta; Bulan Bintang, 1976)
[17] Kesuma

Tambahan:
Mohon Dalam Mengkaji Ilmu Tauhid langsung kepada Guru, karena sangat bahaya mengaji tauhid melalui tulisan. tulisan ini hanya sebagai tambahan referensi saja, dan apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam tulisan mohon diinformasikan kepada saya agar saya bisa memperbaikinya.
Semoga Allah Selalu Mencurahkan Rahmat dan Hidayahnya kepada Kita Semua amin.

Meta Tag Klasik Agar Blog SEO Friendly

Meta Tag Klasik Agar Blog SEO Friendly
Agar Blog SEO Friendly ada banyak cara yang perlu dilakukan,diantaranya ialah dengan memakai meta tag SEO Friendly
Namun Meta Tag SEO Friendly yang biasanya lebih dikenal dengan meta tag otomatis setiap postingan kurang bagus digunakan buat blog yang menjelaskan banyak topik,karena itu buat blog yang membahas banyak topik lebih bagus menggunakan meta tag klasik
Berikut ini Meta Tag Klasik Agar Blog SEO Friendly
<b:include data='blog' name='all-head-content'/>
<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'>
<title><data:blog.pageName/> | <data:blog.title/></title>
<b:else/><b:if cond='data:blog.pageType == &quot;index&quot;'>
<title><data:blog.pageTitle/></title>
<b:else/>
<title><data:blog.pageName/></title>
</b:if></b:if>
<b:if cond='data:blog.pageType != &quot;item&quot;'>
<meta content='deskripsi blog anda' name='description'/>
<meta content='kata kunci blog anda' name='keywords'/>
<b:else/>
<meta expr:content='data:blog.pageName + &quot; - deskripsi blog anda&quot;' name='description'/>
<meta expr:content='data:blog.pageName + &quot;, kata kunci blog anda,......&quot;' name='keywords'/>
</b:if>
<meta content='1 days' name='revisit'/>
<meta content='1 days' name='revisit-after'/>
<meta content='document' name='resource-type'/>
<meta content='all' name='audience'/>
<meta content='general' name='rating'/>
<meta content='all' name='robots'/>
<meta content='index, follow' name='robots'/>
<meta content='blogger' name='generator'/>
<meta content='true' name='MSSmartTagsPreventParsing'/>
<meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/>
<meta content='IE=8' http-equiv='X-UA-Compatible'/>
Meta Tag Klasik Agar Blog SEO Friendly ini menurut Jaib Najhan sih bagus,entah menurut sobat,kalau sobat ragu untuk menggunakan Meta Tag Klasik Agar Blog SEO Friendly lebih baik jangan dicoba,atau gunakanlah Meta Tag Klasik Agar Blog SEO Friendly kepada blog dummy sobat saja.
sekian Meta Tag Klasik Agar Blog SEO Friendly,semoga tulisan Meta Tag Klasik Agar Blog SEO Friendly ini bermanfaat.

Cara Membuat Link Pelangi (Kelap Kelip)

Jaib Najhan Cara Membuat Link Pelangi (Kelap Kelip)
Cara Membuat Link Pelangi (Kelap Kelip) sebenarnya adalah tutorial jadul,namun karena ada salah satu netter yang bertanya kepadaku dan kebetulan aku menyimpan kode scriptnya,aku coba tulis saja disini Cara Membuat Link Pelangi (Kelap Kelip).
Cara Membuat Link Pelangi (Kelap Kelip) adalah sebagai berikut:
1.Login ke akun blog Anda
2.Kemudian pilih rancangan
3.Klik Edit HTML
4.Cari kode ini </head>
5.Kemudian copy paste kode di bawah ini tepat di bawah </head>
Kodenya bisa anda lihat di bawah ini:
<script src='http://tobadak.googlecode.com/files/linkberkedip.js'/>
6.Kemudian save!! dan lihat hasilnya.
Sekian Cara Membuat Link Pelangi (Kelap Kelip)